Friday, December 8, 2017

BAB 7. Lupa Pada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan

BAB 7. Lupa Pada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan

Alhamdulillah, saya kembali berkesempatan malanjutkan seri postingan Kitab Mukaasyafatul Qulub (Menyingkap Rahasia Qalbu) Karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. Kali ini Bab. 7 Lupa Pada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan.

Berikut adalah Isi pembahasannya, semoga bermanfaat.

Pada suatu ketika seorang wanita datang kepada Hasan Basri ra. dan berkata : "Sesungguhnya anak perempuanku yang masih muda belia telah mati, aku menginginkan untuk dapat melihatnya di dalam tidur. Aku datang kepada Anda, agar kiranya Anda mengajarkan keapdaku sesuatu yang dapat aku jadikan perantara untuk dapat melihatnya."

Maka Hasan Basri mengajarkan sesuatu kepada wanita itu, sehingga ia benar-benar bermimpi melihat anaknya dalam keadaan terbelenggu.

Wanita itu menjadi bersedih karenanya, lalu ia ceritakan hal tersebut kepada Hasan Basri ra. Setelah beberapa waktu berlalu dari kejadian itu, Hasan Basri bermimpi melihat anak perempuan wanita tersebut, berada di dalam surga dan diatas kepalanya terdapat mahkota.

Putri itu berkata kepada Hasan Basri ra: "Wahai Hasan, tidakkah Anda mengenal aku? Aku adalah putri dari wanita yang dahulu pernah datang kepada Anda dengan mengatakan begini dan begini kepada Anda."

Lalu Hasan Basri bertanya kepadanya. "Apa yang bisa membuat Anda seperti yang saya lihat ini?" Putri itu menjawab: "Ada seorang laki-laki nekewati kuburan kami, dia membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. sekali. Sementara didalam area pekuburan itu terdapat 550 orrang dalam keadaan tersiksa.

Kemudian terdengar sebuah seruan: "Bebaskan mereka dari siksaan, berkat bacaan shalawat orang laki-laki itu.

Pelajaran Dari Kisah Ini

Dengan sebab bacaan shalwat seorang laki-laki tersebut, orang-orang yang tersiksa dalam alam kubur itu mendapatkan ampunan.

Lalu bagaimana seandainya ada orang yang membaca shalat kepada Nabi Muhammad saw. selama lima puluh tahun, apakah dia tidak mendapatkan syafaat Beliau pada hari kiamat?




Allah swt. Berfirman:

"dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah." (QS. Al-Hasyr:19)

Maksudnya ialah janganlah Anda berbuat maksiat seperti perbuatan orang yang lupa kepada Allah swt. yaitu dengan meninggalkan perintahNya dan mengerjakan larangan-Nya, bersuka ria dalam pesta kesenangan kehidupan duniawi dan terperangkap oleh tipu dayanya.

Rasulullah saw. ketika ditanya tentang orang mukmin dan orang munafik, berliau bersabda:
"Orang mukmin ialah orang yang tujuan hidupnya untuk shalat dan berpuasa. Sedangkan orang munafik ialah orang yang tujuan hidupnya untuk makan dan minum laksana binatang, meninggalkan ibadah dan shalat. Orang mukmin sibuk bersedekah dan mencari ampunan. Sementara orang munafik sibuk dengan kerakusannya dan panjangnya angan-angan yang berlarut-larut. Orang mukmin memutuskan harapan dari setiap orang kecuali kepada Allah swt. dan menawarkan hartanya demi kepentingan agama Allah. Sedangkan orang munafk gemar berbuat jahat dengan perasaan bangga dan gembira ria. Orang mukmin bertanam dan menkhawatirkan akan kerusakannya, Sedangkan orang munafik merusak dan mencabuti (tanaman), namun ia berharap bisa memanen. Yang terakhir, orang mukmin memerintah dan melarang menurut ketentuan agama dan selalu bersaha melakukan kebaikan. Sementara orang munafik memerintah dan melarang untuk kepentingan dan kepemimpinannya serta suka berbuat kerusakan. Bahkan orang munafik, memerintah yang munkar dan melarang yang ma'ruf."

Allah swt. Berfirman:

"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggam tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah merlupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal didalamnya." (QS. At-Taubah: 67-68)

Allah swt. Juga Berfirman:

"Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam." (QS. An-Nisa':140)

Yakni, yang demikian itu, apabila mereka mati dalam kekafiran dan kemunafikannya. Allah swt. mulai menyebutkan orang-orang munafik (di dalam ayat tersebut) Karena mereka mereka lebih buruk dan lebih berbahaya daripada orang-orang kafir. Tetapi Allah swt. menjadikan neraka sebagai tempat mereka semuanya.

Allah Berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingaktan paling bawah dari neraka; dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka (QS. An-Nisa': 145)

Lafal munafik diambil dari lafal Naifaa'ul yarbu' yang mengandung pengertian liang binatang sejenis tikus, tetapi kakinya lebih panjang dari tangannya, ekor dan telinganya lebih panjang bila dibandingkan dengan tikus.

Dijelaskan bahwa binatang yarbu' memiliki dua liang, liang yang satu disebut natiqa', sedangkan liang yang kedua disebut qashia'.

Binatang itu dapat menampakkan diri dari liang yang satu dan keluar dari liang yang lain. Orang munafik biasa menampakkan dirinya seolah-olah sebagai orang muslim, tetapi sesungguhnya dia keluar dari Islam menuju pada kekafiran.

Disebutkan dalam suatu hadits: "Sesungguhnya perumpamaan orang munafik itu seperti seekor kambing yang Anda lihat berada antara dua kelompok kawanan kambing. Suatu saat ia berjalan menuju pada kelompok yang ini, pada saat yang lain ia pergi ke arah kelompok yang lainnya.

Kambing itu tidak menetap pada salah satu kelompok dari keduanya, sebab ia adalah kambing asing dan bukan merupakan bagian dari kedua kelompok tersebut."

Demikianpula halnya dengan orang munafik, dia tidak menetap sepenuhnya bersama kaum muslimin, juga tidak bersama orang-orang kafir.

Insyaallah bersambung, segera...



EmoticonEmoticon